Senin, 25 Mei 2015

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA "KUALITAS KEHIDUPAN KERJA"

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“KUALITAS KEHIDUPAN KERJA”




Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah
Diserahkan kepada : Bapak. Adang, SH., MH.,MM.
Disusun oleh :  Ani Sumarni
Dicky Subagja
Fitri Adriani
Lira Arlia meilani
Luchvi Restiandani
Widya Selvia Soefiani



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PASUNDAN
Jl. Turangga No. 37-41 Bandung



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah                      
            Sumber daya manusia merupakan faktor penggerak dari sebuah organisasi serta menjadi faktor utama yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup dan untuk mencapai tujuan organisasi.Oleh sebab itu, setiap karyawan harus memiliki konstribusi yang tinggi, yang dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil kerja karyawan itu sendiri.Berbagai upaya harus dilakukan agar karyawan memiliki kualitas kerja yang baik sehingga dapat memaksimalkan hasil kerja mereka. Salah satu pengembangan yang harus dilakukan karyawan adalah dengan mempelajari apa yang diharapkan oleh organisasi dan kemungkinan keberhasilan dari tugas yang diberikan. Mereka juga dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas karena mereka memiliki tanggung jawab terhadap organisasi.
            Di dalam instansi pemerintah, salah satu cara yang di tempuh untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai adalah dengan peningkatan kualitas kehidupan kerja (QWL), karena dengan cara ini pegawai akan betah dan nyaman dalam bekerja. Segala kebutuhan baik itu materi maupun psikologi dapat terpenuhi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumarsono (2004) menjelaskan QWL sebagai salah satu pendekatan sistem manajemen untuk mengkoordinasikan dan menghubungkan potensi SDM dalam organisasi, sebagai salah satu upaya pimpinan untuk memenuhi kebutuhan anggota maupun organisasi secara simultan dan terus menerus.
            Yang terlihat selama ini di lingkungan instansi pemerintah, masih ada pegawai yang masih belum menguasai pekerjaannya, tingkat disiplin yang masih rendah, kurang terbinanya hubungan yang baik antara sesama pegawai masih adanya pegawai yang belum menguasai teknologi serta kurangnya motivasi untuk bekerja.
            Untuk itu kualitas kehidupan kerja perlu untuk ditingkatkan.Peningkatan kualitas kehidupan kerja seseorang dapat memberikan positive feeling yang lebih besar.Dalam upaya peningkatan produktivitas kerja para pegawai, pimpinan dapat berusaha untuk memperbaiki kualitas kehidupan kerja dengan mencoba menerapkan beberapa program QWL demi kesejahteraan pegawai.

1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja
1.2.2 Komponen Kualitas Kehidupan Kerja
1.2.3 Bagaimana gambaran Kualitas Kehidupan Kerja atau Quality of Work Life (QWL)

1.3 Tujuan Masalah
            Berdasarkan latar belakang maka tujuan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai “Bagaimana gambaran kualitas kehidupan kerja atau Quality of Work Life (QWL).

BAB II
TEORI MASALAH

2.1 Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja
            Menurut Werther & Davis (1989), Quality of Work Life atau Kualitas Kehidupan Kerja berarti memiliki supervisi yang baik, kondisi pekerjaan yang baik, pembayaran dan imbalan yang baik, serta pekerjaan yang menarik, menantang, dan memberikan reward yang baik.
            De Cenzo & Robbins (1994) mengatakan: Kualitas Kehidupan Kerja sebagai konsep dimana lingkungan kerja menjadi sangat berarti bagi karyawan, yang komponen-komponennya mencakup otonomi, recognition, belonging, pertumbuhan dan perkembangan, serta penghargaan.
            David & Edward (1983) mendefinisikan “Quality of Work Life” sebagai cara berfikir mengenai orang, kerja dan organisasi”. Dengan lebih rinci elemen Quality of Work Life terdiri atas: Pengertian mengenai pengaruh kerja terhadap manusia sebagaimana terhadap efektivitas organisasi; serta, pandangan mengenai partisipasi untuk pengambilan keputusan dan pemecahan.

2.2 Komponen Quality of Work Life
     1.       Kompensasi yang adil dan memadai;
     Hal ini merupakan landasan utama dari QWL.Manusia bekerja untuk mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhannya. Kompensasi yang ditawarkan harus memadai yang menandakan gaji harus proporsional dengan apa yang telah diberikan oleh pekerja.
      2.       Kondisi kerja yang sehat dan aman;
                 Pekerjaan yang berbahaya dan lingkungan kerja yang tidak aman menyebabkan masalah baik bagi perusahaan maupun karyawan.Perusahaan mungkin hanya dapat menikmati keuntungan jangka pendek, tetapi dalam jangka menengah atau jangka panjang hal ini dapat mempengaruhi produktivitas.Oleh karena itu, investasi yang memadai harus dibuat untuk menjamin kondisi kerja yang aman dan sehat.
      3.       Kesempatan untuk mengembangkan kapasitas individu;
            Pekerjaan yang telah menjadi rutinitas dan terlalu khusus membuat pemenuhan kepuasan karyawan menjadi terbatas.Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan otonomi, perspektif, dan pelatihan keterampilan.
      4.       Peluang masa depan dalam peningkatan karir dan keamanan;
                 Jalur karir harus jelas, sehingga terdapat kesempatan bagi karyawan untuk lebih maju.Hal ini juga menjadi peran sentral dalam pemenuhan QWL.
      5.       Integrasi sosial dalam organisasi kerja;
                 Hubungan antar karyawan menjadi indikator kesehatan dalam organisasi.Oleh karena itu, seharusnya disediakan kesempatan untuk berinteraksi baik secara formal maupun informal. Semua jenis kelas agama, ras, suku, dan sebutan harus diperlakukan sama dalam kehidupan sosial di lingkungan kerja.
      6.       Konstitusionalisme dalam organisasi kerja;
                 Hal ini berkaitan dengan norma organisasi yang mempengaruhi kebebasan individu karyawan. Norma yang ada dalam organisasi harus dapat mengakomodasikan privasi karyawan atau pekerja dalam mengeluarkan pendapat dan bebas berbeda pendapat dalam beberapa aspek.
      7.       Jarak antara kerja dan kehidupan personel;
                 Karyawan tidak diperbolehkan untuk terus mengerahkan diri mereka sendiri.Kerja keras yang terus menerus dapat menyebabkan tekanan fisik maupun psikologis.Oleh karena itu, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan professional harus diperhatikan.Organisasi atau perusahaan harus memberikan waktu bagi pekerja untuk menikmati kehidupan pribadi mereka.
      8.       Relevansi sosial dalam kehidupan kerja;
                 Karyawan harus diberi perspektif tentang bagaimana karya mereka dalam organisasi dapat membantu masyarakat.Hal ini sangat penting untuk membangun relevansi antara karyawan dan masyarakat dimana mereka tinggal.

Menurut Cascio, Komponen Quality Of Work Life berikut ini:
1.     Keterlibatan karyawan (Employee Participation);
    Contohnya dengan membentuk tim peningkatan kualitas, membentuk tim keterlibatan karyawan, dan mengadakan pertemuan partisipasi karyawan.
2.     Pengembangan Karir (Career Development);
Contohnya dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan, evaluasi kerja, dan promosi.
3.     Rasa bangga terhadap institusi (Pride);
   Contohnya perusahaan memperkuat identitas dan citra perusahaan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan lebih peduli terhadap lingkungan.
4.     Kompensasi yang seimbang (Equitable compensation);
       Contohnya perusahaan memberikan gaji dan keuntungan yang kompetitif.
5.     Keamanan kerja (Job sequrity);
    Contohnya program pensiundan status karyawan tetap.Keamanan bekerja sangat penting bagi karyawan.Perlunya kesepakatan mengenai pekerjaan antara karyawan dengan perusahaan.
6.     Fasilitas yang didapat (Wellness);
       Contohnya jaminan kesehatan, program rekreasi, program konseling.
7.     Keselamatan lingkungan kerja (Save environment);
       Dengan majunya industrialisasi mekanisme dan modernisasi, maka dalam kebanyakan hak berlangsungp ulalah peningkatan intensitas kerja operasional dan tempat kerja para pekerja.
8.     Penyelesaian masalah (Conflict resolutions);
       Setiap pekerja atau karyawan memerlukan pemberian kesempatan pemecahan konflik dengan perusahaan atau sesame karyawan secara terbuka, jujur dan adil.
9.     Komunikasi (Communications);
       Komunikasi secara terbuka baik melalui manajemen langsung maupun melalui serikat pekerja, pertemuan grup.

"Dana BPJS ketenagakerjaan bakal digunakan bangun perumahan buruh"BAB III
KASUS


Tanggapan:
            Dengan adanya program dana untuk membangun perumahan buruh maka dapat meningkatkan kinerja para buruh. Karena buruh tidak usah memikirkan biaya untuk membuat rumah, sehingga lebih fokus pada pekerjaannya.
            Tetapi dampak negatifnya ialah mengurangi pendapatan yang diterima oleh buruh.Karena meningkatnya iuran BPJS Ketenagakerjaan perbulannya.
            Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan buruh, pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan memulai pembangunan hunian bagi pekerja atau buruh di empat lokasi dan BPJS telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 250 milliar hingga Rp 25 trilliun, untuk setiap pekerja nantinya bisa meminjam sebesar Rp 50 juta untuk uang muka kredit rumah. Dalam catatan penghasilannya harus diatas Rp 4,5 juta tidak boleh mengajukan bantuan.
            Bank yang ditunjuk sebagai pengelola program BPJS Ketenagakerjaan dikelola oleh Bank BTN. Proyek perumahan pekerja di Serang merupakan proyek kedua yang dibangun setelah sebelumnya dibangun proyek yang sama di kota Karawang. Dari 1000 unit rumah yang dibangun telah dibangun 541 unit dengan progress penyelesaian fisik bangunan antara 20%-100%. Kerjasama Bank BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan dimulai sejak tahun 2006 dengan program perumahan bagi peserta Jamsostek melalui kredit pemilikan rumah sederhana sehat Jamsostek, kredik pemilikan rumah Jamsostek, kredit konstruksi Jamsostek.
            Melalui kerjasama pinjaman uang muka BPJS Ketenagakerjaan telah terealisasi sekitar 28.466 unit dengan nilai kredit berkisar Rp 49 milliar.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Komponen Quality of Work Life
Terdapat empat dimensi utama dari Quality of Work (QWL), yaitu:
    1.        Restrukturisasi kerja
Restrukturisasi melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan dalam struktur organisasi perusahaan.
    2.        Sistem imbalan
Imbalan yang diberikan kepada karyawan memungkinkan merka untuk memuaskan kebutuhannya.
    3.        Lingkungan kerja
Terdapat lingkungan kerja yang kondusif termasuk di dalamnya penetapan jam kerja, peraturan yang berlaku, kepemimpinan, serta lingkungan fisik.
    4.        Partisipasi
Partisipasi adalah adanya kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan.

Masing-masing dimensi utama tersebut memiliki komponen-komponen yang menunjang Quality of Work Life pekerja maupun organisasi, diantaranya yaitu:
    1.        Partisipasi pekerja
Setiap pekerja atau karyawan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan posisi, kewenangan dan jabatan masing-masing.
    2.        Komunikasi
Setiap pekerja atau karyawan sebagai SDM memerlukan komunikasi yang terbuka dalam batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
    3.        Kebanggaan
Setiap pekerja atau karyawan perlu dibina dan dikembangkan perasaan bangganya pada tempatnya bekerja, termasuk juga pada pekerjaan atau jabatannya.
    4.        Penyelesaian konflik
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan pemberian kesempatan pemecahan konflik dengan perusahaan atau sesama karyawan, secara terbuka, jujur, dan adil.
    5.        Kesehatan kerja
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan perhatian terhadap pemeliharaan kesehatannya, agar dapat bekerja secara efektif, efisien dan produktif.
    6.        Keselamatan kerja
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan rasa aman atau jaminan kelangsungan pekerjaannya.
    7.        Keselematan lingkungan
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan keamanan lingkungan kerja.
    8.        Reward and Consequences
Karyawan harus diberi reward (penghargaan) yang bisa memotivasi dan memicu peningkatan kualitas kinerja.
    9.        Kompensasi yang layak
Setiap pekerja atau karyawan harus memperoleh kompensasi yang adil dan mencukupi sesuai dengan posisi atau jabatannya.
 10.        Jaminan hari tua
Jaminan hari tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja .
 11.        Fasilitas kerja
Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan organisasi atau perusahaan terhadap karyawan agar menunjang produktivitas kerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan.
 12.        Kesempatan berkarir
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan kesempatan pengembangan karir masing-masing dalam menghadapi masa depannya.
 13.        Perlindungan jabatan
Setiap jabatan atau posisi karyawan dalam perusahaan selayaknya dilindungi agar tidak gampang terjadi PHK.


4.2 Manfaat Quality of Work Life (QWL)
            Pemenuhan QWL memberikan dampak bagi karyawan dan juga bagi perusahaan atau organisasi.Ditinjau dari perspektif karyawan, program QWL bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja.Sedangkan dari perspektif perusahaan, pemenuhan QWL dapat meningkatkan produktivitas kerja dan efektifitas kerja. Adapun manfaat dari tercapainya QWL sebagai berikut:
  1.       Bagi Karyawan
a.  Memberi rasa aman
b.  Meningkatkan motivasi
c.   Mengembangkan pekerjaan dan kondisi kerja yang baik
d.  Menurunkan tingkat inflasi
e.  Merupakan salah satu penerapan demokrasi industrial
f.    Meminimalkan pemogokan kerja
g.  Dengan terpenuhnya QWL, berarti kepuasan karyawan sudah terpenuhi
  2.       Bagi Perusahaan
a.  Menarik perhatian karyawan
b.  Loyalitas karyawan

4.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI QUALITY OF WORK LIFE










Dari ragaan bagan di atas, menurut V.R Rao (Yudo Swasono& Endang S. 1993:27) mengidentifikasi 4 faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, yaitu sebagai berikut :

1.    Security (keamanan);
Termasuk kesehatan, keamanan kerja dan pertumbuhannya. Ketika tenaga kerja mendapatkan keamanan selama mereka bekerja, maka akan tercipta quality of worklife yang baik.

2.    Equity ( Kesamarataan);
Termasuk kesamaan pendapat pada jenis pekerjaan yang serupa baik di dalam organisasi itu sendiri maupun di dalam organisasi lain, kesamarataan, kesejahteraan, kondisi kerja dan lain-lain. Apabila Equity terpenuhi maka akan tercipta hubungan yang baik secara vertikal maupun horisontal. Sehingga akan menciptakan quality of worklife yang baik serta kinerja dan produktivitas akan meningkat juga.

3.    Pengembangan individu melalui peningkatan kemampuan;
Peningkatan kesamarataan, kesejahteraan, dan lain-lain. Pengembangan individu dapat membuat tenaga kerja semakin paham dengan apa yangmenjadi tugasnya. Kepahaman akan tugasnya membuat kinerja dan produktivitas meningakat. Berdasarkan hal itulah maka pengembangan banyak mempengaruhi quality of worklife.

4.    Demokratis;
Adanya kesempatan berpartisipasi dalam pengembalian keputusan.Melibatkan tenaga kerja dalam pengembalian suatu keputusan berarti menganggap bahwa tenaga kerja merupakan suatu hal yang penting.Hal inilah yang membuat quality of worklife tercipta denagn baik.Karena ada keterlibatan antara berbagai pihak.

4.4 UPAYA MENINGKATKAN QUALITY OF WORK LIFE (QWL)
Langkah yang dapat digunakan untuk meningkatkan Quality of Work Life adalah dengan memperbesar Employee Involvement/keterlibatan pekerja, yaitu:
1.    Lingkaran kualitas “Quality Circles”
Adalah kelompok kecil yang bertemu secara teratur dengan pemimpin umum untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan. Keunikan dari quality circles ini adalah keanggotaannya bersifat sukarela, baik untuk mengisi posisi anggota maupun sebagai pimpinannya.
2.    Variasi Team-Building
Quality circles merupakan bentuk khusus dari team-building.Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa pada team-building, biasanya terdiri ata beberapa orang dari departemen yang berbeda. Sebagai tambahan, tim tersebu hanya dibentuk untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan kemudian dibubarkan jika masalah telah teratasi.
3.    Sistem Sosioteknikal
Merupakan intervensi terhadap situasi kerja, terutama dari segi pekerjaan, kelompok kerjanya, dan hubunganna antara oekerja dan teknologi yang mereka gunakan untuk melakukan pekerjaannya.
4.    Job Enrichment
Adalah upaya untuk memperkaya isi suatu pekerjaan atau jabatan dengan tujuan memuaskan higher-order needs pada karyawannya.
5.    Job Enlargement
Adalah upaya untuk memperluas atau memperbesar variasi tugas dari suatu pekerjaan atau job tertentu dengan tujuan agar tidak monoton.
6.    Kodeterminasi
Kodeterminasi ini merupakan sistem dimana wakil-wakil pekerja diberi kesempatan untuk mendiskusikan dan memilih keputusan-keputusan yang mempengaruhi nasib para pekerja.Untuk para ahli personalia internasional kodeterminasi adalah sebuah pertimbangan dalam desain pekerjaan secara keseluruhan.
7.    Kelompok Kerja Mandiri
Kelompok kerja mandiri merupakan tim yang terdiri atas pekerja tanpa seorang pemimpin formal perusahaan, dimana mereka sendiri yang memutuskan banyak hal (pada manajemen tradisional, hal itu diputuska oleh supervisor) sebagai contoh, kelompok ini menetapkan sendiri distribusi tugas, hari libur organisasi, serta seleksi dan training atas rekan-rekan barunya organisasi.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Kualitas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya.Dengan demikian peran penting dari kualitas kerja adalah mengubah iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusia membawa kepada kualitas kehidupan kerja yang lebih baik.Ada dua pandangan mengenai maksud dari kualitas kehidupan kerja.Pandangan pertama mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan dan praktek dari tujuan organisai. Contohnya: perkayaan kerja, penyeliaan yang demokratis, keterlibatan pekerja dan kondisi kerja yang aman. Sementara yang lainnya menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah persepsi-persepsi karyawan bahwa mereka ingin merasa aman, secara relatif merasa puas dan mendapat kesempatan mampu tumbuh dan berkembang selayaknya manusia.

5.2 Saran
            Setiap organisasi hendaknya mampu menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik demi mencapai tujuan yang diinginkan.


SUMBER:

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA “Dari Konsep Sistematis, Tematis, Kontekstual Menuju Praktik Sumber Daya Manusia Berbasis Manusia Bersumber Daya Progresif-Insani