MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“KUALITAS
KEHIDUPAN KERJA”
Disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam mata
kuliah
Diserahkan
kepada : Bapak. Adang, SH., MH.,MM.
Disusun oleh : Ani Sumarni
Dicky Subagja
Fitri Adriani
Lira Arlia meilani
Luchvi Restiandani
Widya Selvia Soefiani
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI PASUNDAN
Jl.
Turangga No. 37-41 Bandung
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sumber
daya manusia merupakan faktor penggerak dari sebuah organisasi serta menjadi
faktor utama yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup dan untuk mencapai tujuan
organisasi.Oleh sebab itu, setiap karyawan harus memiliki konstribusi yang
tinggi, yang dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil kerja karyawan itu
sendiri.Berbagai upaya harus dilakukan agar karyawan memiliki kualitas kerja
yang baik sehingga dapat memaksimalkan hasil kerja mereka. Salah satu
pengembangan yang harus dilakukan karyawan adalah dengan mempelajari apa yang
diharapkan oleh organisasi dan kemungkinan keberhasilan dari tugas yang
diberikan. Mereka juga dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas karena mereka
memiliki tanggung jawab terhadap organisasi.
Di
dalam instansi pemerintah, salah satu cara yang di tempuh untuk meningkatkan
produktivitas kerja pegawai adalah dengan peningkatan kualitas kehidupan kerja
(QWL), karena dengan cara ini pegawai akan betah dan nyaman dalam bekerja.
Segala kebutuhan baik itu materi maupun psikologi dapat terpenuhi. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumarsono (2004) menjelaskan QWL sebagai
salah satu pendekatan sistem manajemen untuk mengkoordinasikan dan
menghubungkan potensi SDM dalam organisasi, sebagai salah satu upaya pimpinan
untuk memenuhi kebutuhan anggota maupun organisasi secara simultan dan terus
menerus.
Yang
terlihat selama ini di lingkungan instansi pemerintah, masih ada pegawai yang
masih belum menguasai pekerjaannya, tingkat disiplin yang masih rendah, kurang
terbinanya hubungan yang baik antara sesama pegawai masih adanya pegawai yang
belum menguasai teknologi serta kurangnya motivasi untuk bekerja.
Untuk
itu kualitas kehidupan kerja perlu untuk ditingkatkan.Peningkatan kualitas
kehidupan kerja seseorang dapat memberikan positive feeling yang lebih
besar.Dalam upaya peningkatan produktivitas kerja para pegawai, pimpinan dapat
berusaha untuk memperbaiki kualitas kehidupan kerja dengan mencoba menerapkan
beberapa program QWL demi kesejahteraan pegawai.
1.2
Identifikasi Masalah
1.2.1 Pengertian Kualitas
Kehidupan Kerja
1.2.2 Komponen Kualitas
Kehidupan Kerja
1.2.3 Bagaimana gambaran Kualitas Kehidupan Kerja atau
Quality of Work Life (QWL)
1.3
Tujuan Masalah
Berdasarkan
latar belakang maka tujuan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai “Bagaimana gambaran kualitas kehidupan kerja atau
Quality of Work Life (QWL).
BAB
II
TEORI
MASALAH
2.1
Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja
Menurut
Werther & Davis (1989), Quality of Work Life atau Kualitas Kehidupan Kerja
berarti memiliki supervisi yang baik, kondisi pekerjaan yang baik, pembayaran
dan imbalan yang baik, serta pekerjaan yang menarik, menantang, dan memberikan
reward yang baik.
De
Cenzo & Robbins (1994) mengatakan: Kualitas Kehidupan Kerja sebagai konsep
dimana lingkungan kerja menjadi sangat berarti bagi karyawan, yang
komponen-komponennya mencakup otonomi, recognition, belonging, pertumbuhan dan
perkembangan, serta penghargaan.
David
& Edward (1983) mendefinisikan “Quality of Work Life” sebagai cara berfikir
mengenai orang, kerja dan organisasi”. Dengan lebih rinci elemen Quality of
Work Life terdiri atas: Pengertian mengenai pengaruh kerja terhadap manusia
sebagaimana terhadap efektivitas organisasi; serta, pandangan mengenai
partisipasi untuk pengambilan keputusan dan pemecahan.
2.2
Komponen Quality of Work Life
1. Kompensasi
yang adil dan memadai;
Hal ini merupakan landasan utama dari
QWL.Manusia bekerja untuk mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhannya.
Kompensasi yang ditawarkan harus memadai yang menandakan gaji harus
proporsional dengan apa yang telah diberikan oleh pekerja.
2. Kondisi
kerja yang sehat dan aman;
Pekerjaan yang berbahaya dan
lingkungan kerja yang tidak aman menyebabkan masalah baik bagi perusahaan
maupun karyawan.Perusahaan mungkin hanya dapat menikmati keuntungan jangka
pendek, tetapi dalam jangka menengah atau jangka panjang hal ini dapat
mempengaruhi produktivitas.Oleh karena itu, investasi yang memadai harus dibuat
untuk menjamin kondisi kerja yang aman dan sehat.
3. Kesempatan
untuk mengembangkan kapasitas individu;
Pekerjaan yang telah menjadi
rutinitas dan terlalu khusus membuat pemenuhan kepuasan karyawan menjadi
terbatas.Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan otonomi,
perspektif, dan pelatihan keterampilan.
4. Peluang
masa depan dalam peningkatan karir dan keamanan;
Jalur karir harus jelas,
sehingga terdapat kesempatan bagi karyawan untuk lebih maju.Hal ini juga
menjadi peran sentral dalam pemenuhan QWL.
5. Integrasi
sosial dalam organisasi kerja;
Hubungan antar karyawan menjadi
indikator kesehatan dalam organisasi.Oleh karena itu, seharusnya disediakan
kesempatan untuk berinteraksi baik secara formal maupun informal. Semua jenis
kelas agama, ras, suku, dan sebutan harus diperlakukan sama dalam kehidupan
sosial di lingkungan kerja.
6. Konstitusionalisme
dalam organisasi kerja;
Hal ini berkaitan dengan norma
organisasi yang mempengaruhi kebebasan individu karyawan. Norma yang ada dalam
organisasi harus dapat mengakomodasikan privasi karyawan atau pekerja dalam
mengeluarkan pendapat dan bebas berbeda pendapat dalam beberapa aspek.
7. Jarak
antara kerja dan kehidupan personel;
Karyawan tidak diperbolehkan
untuk terus mengerahkan diri mereka sendiri.Kerja keras yang terus menerus
dapat menyebabkan tekanan fisik maupun psikologis.Oleh karena itu, keseimbangan
antara kehidupan pribadi dan professional harus diperhatikan.Organisasi atau
perusahaan harus memberikan waktu bagi pekerja untuk menikmati kehidupan
pribadi mereka.
8. Relevansi
sosial dalam kehidupan kerja;
Karyawan harus diberi
perspektif tentang bagaimana karya mereka dalam organisasi dapat membantu
masyarakat.Hal ini sangat penting untuk membangun relevansi antara karyawan dan
masyarakat dimana mereka tinggal.
Menurut Cascio,
Komponen Quality Of Work Life berikut ini:
1. Keterlibatan
karyawan (Employee Participation);
Contohnya dengan membentuk tim
peningkatan kualitas, membentuk tim keterlibatan karyawan, dan mengadakan
pertemuan partisipasi karyawan.
2. Pengembangan
Karir (Career Development);
Contohnya
dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan, evaluasi kerja, dan promosi.
3. Rasa
bangga terhadap institusi (Pride);
Contohnya perusahaan
memperkuat identitas dan citra perusahaan, meningkatkan partisipasi masyarakat,
dan lebih peduli terhadap lingkungan.
4. Kompensasi
yang seimbang (Equitable compensation);
Contohnya perusahaan memberikan gaji dan
keuntungan yang kompetitif.
5. Keamanan
kerja (Job sequrity);
Contohnya program pensiundan status
karyawan tetap.Keamanan bekerja sangat penting bagi karyawan.Perlunya
kesepakatan mengenai pekerjaan antara karyawan dengan perusahaan.
6. Fasilitas
yang didapat (Wellness);
Contohnya jaminan kesehatan, program
rekreasi, program konseling.
7. Keselamatan
lingkungan kerja (Save environment);
Dengan majunya industrialisasi mekanisme
dan modernisasi, maka dalam kebanyakan hak berlangsungp ulalah peningkatan
intensitas kerja operasional dan tempat kerja para pekerja.
8. Penyelesaian
masalah (Conflict resolutions);
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan
pemberian kesempatan pemecahan konflik dengan perusahaan atau sesame karyawan
secara terbuka, jujur dan adil.
9. Komunikasi
(Communications);
Komunikasi secara terbuka baik melalui
manajemen langsung maupun melalui serikat pekerja, pertemuan grup.
"Dana BPJS ketenagakerjaan bakal digunakan bangun perumahan buruh"BAB
III
KASUS
Tanggapan:
Dengan
adanya program dana untuk membangun perumahan buruh maka dapat meningkatkan
kinerja para buruh. Karena buruh tidak usah memikirkan biaya untuk membuat
rumah, sehingga lebih fokus pada pekerjaannya.
Tetapi
dampak negatifnya ialah mengurangi pendapatan yang diterima oleh buruh.Karena
meningkatnya iuran BPJS Ketenagakerjaan perbulannya.
Dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan buruh, pemerintah melalui Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan akan memulai pembangunan hunian bagi
pekerja atau buruh di empat lokasi dan BPJS telah menyiapkan anggaran sebesar
Rp 250 milliar hingga Rp 25 trilliun, untuk setiap pekerja nantinya bisa
meminjam sebesar Rp 50 juta untuk uang muka kredit rumah. Dalam catatan
penghasilannya harus diatas Rp 4,5 juta tidak boleh mengajukan bantuan.
Bank
yang ditunjuk sebagai pengelola program BPJS Ketenagakerjaan dikelola oleh Bank
BTN. Proyek perumahan pekerja di Serang merupakan proyek kedua yang dibangun
setelah sebelumnya dibangun proyek yang sama di kota Karawang. Dari 1000 unit
rumah yang dibangun telah dibangun 541 unit dengan progress penyelesaian fisik
bangunan antara 20%-100%. Kerjasama Bank BTN dengan BPJS Ketenagakerjaan
dimulai sejak tahun 2006 dengan program perumahan bagi peserta Jamsostek
melalui kredit pemilikan rumah sederhana sehat Jamsostek, kredik pemilikan
rumah Jamsostek, kredit konstruksi Jamsostek.
Melalui
kerjasama pinjaman uang muka BPJS Ketenagakerjaan telah terealisasi sekitar
28.466 unit dengan nilai kredit berkisar Rp 49 milliar.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Komponen Quality of Work Life
Terdapat empat
dimensi utama dari Quality of Work (QWL), yaitu:
1.
Restrukturisasi kerja
Restrukturisasi melibatkan pengurangan perusahaan di
bidang tenaga kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat
jabatan dalam struktur organisasi perusahaan.
2.
Sistem imbalan
Imbalan yang diberikan kepada karyawan memungkinkan merka
untuk memuaskan kebutuhannya.
3.
Lingkungan kerja
Terdapat lingkungan kerja yang kondusif termasuk di
dalamnya penetapan jam kerja, peraturan yang berlaku, kepemimpinan, serta
lingkungan fisik.
4.
Partisipasi
Partisipasi adalah adanya kesempatan untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan.
Masing-masing
dimensi utama tersebut memiliki komponen-komponen yang menunjang Quality of
Work Life pekerja maupun organisasi, diantaranya yaitu:
1.
Partisipasi pekerja
Setiap pekerja atau karyawan diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan posisi,
kewenangan dan jabatan masing-masing.
2.
Komunikasi
Setiap pekerja atau karyawan sebagai SDM memerlukan
komunikasi yang terbuka dalam batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
3.
Kebanggaan
Setiap pekerja atau karyawan perlu dibina dan
dikembangkan perasaan bangganya pada tempatnya bekerja, termasuk juga pada
pekerjaan atau jabatannya.
4.
Penyelesaian konflik
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan pemberian
kesempatan pemecahan konflik dengan perusahaan atau sesama karyawan, secara
terbuka, jujur, dan adil.
5.
Kesehatan kerja
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan perhatian
terhadap pemeliharaan kesehatannya, agar dapat bekerja secara efektif, efisien
dan produktif.
6.
Keselamatan kerja
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan rasa aman atau
jaminan kelangsungan pekerjaannya.
7.
Keselematan
lingkungan
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan keamanan
lingkungan kerja.
8.
Reward and
Consequences
Karyawan harus diberi reward (penghargaan) yang bisa
memotivasi dan memicu peningkatan kualitas kinerja.
9.
Kompensasi yang layak
Setiap pekerja atau karyawan harus memperoleh kompensasi
yang adil dan mencukupi sesuai dengan posisi atau jabatannya.
10.
Jaminan hari tua
Jaminan hari tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya
penghasilan tenaga kerja .
11.
Fasilitas kerja
Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan
organisasi atau perusahaan terhadap karyawan agar menunjang produktivitas kerja
dalam memenuhi kebutuhan karyawan.
12.
Kesempatan berkarir
Setiap pekerja atau karyawan memerlukan kesempatan
pengembangan karir masing-masing dalam menghadapi masa depannya.
13.
Perlindungan jabatan
Setiap jabatan atau posisi karyawan dalam perusahaan
selayaknya dilindungi agar tidak gampang terjadi PHK.
4.2
Manfaat Quality of Work Life (QWL)
Pemenuhan QWL memberikan dampak bagi
karyawan dan juga bagi perusahaan atau organisasi.Ditinjau dari perspektif
karyawan, program QWL bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja.Sedangkan
dari perspektif perusahaan, pemenuhan QWL dapat meningkatkan produktivitas
kerja dan efektifitas kerja. Adapun manfaat dari tercapainya QWL sebagai
berikut:
1.
Bagi Karyawan
a. Memberi rasa aman
b. Meningkatkan motivasi
c. Mengembangkan pekerjaan dan kondisi kerja yang baik
d. Menurunkan tingkat inflasi
e. Merupakan salah satu penerapan demokrasi industrial
f. Meminimalkan pemogokan kerja
g. Dengan terpenuhnya QWL, berarti kepuasan karyawan sudah
terpenuhi
2.
Bagi Perusahaan
a. Menarik perhatian karyawan
b. Loyalitas karyawan
4.3 FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI QUALITY OF WORK LIFE
Dari
ragaan bagan di atas, menurut V.R Rao
(Yudo Swasono& Endang S.
1993:27) mengidentifikasi 4 faktor yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja,
yaitu sebagai berikut :
1.
Security
(keamanan);
Termasuk
kesehatan, keamanan kerja dan pertumbuhannya. Ketika tenaga kerja mendapatkan
keamanan selama mereka bekerja, maka akan tercipta quality of worklife yang baik.
2.
Equity
( Kesamarataan);
Termasuk
kesamaan pendapat pada jenis pekerjaan yang serupa baik di dalam organisasi itu
sendiri maupun di dalam organisasi lain, kesamarataan, kesejahteraan, kondisi
kerja dan lain-lain. Apabila Equity
terpenuhi maka akan tercipta hubungan yang baik secara vertikal maupun
horisontal. Sehingga akan menciptakan quality
of worklife yang baik serta kinerja dan produktivitas akan meningkat juga.
3.
Pengembangan
individu melalui peningkatan kemampuan;
Peningkatan
kesamarataan, kesejahteraan, dan lain-lain. Pengembangan individu dapat membuat
tenaga kerja semakin paham dengan apa yangmenjadi tugasnya. Kepahaman akan
tugasnya membuat kinerja dan produktivitas meningakat. Berdasarkan hal itulah
maka pengembangan banyak mempengaruhi quality
of worklife.
4.
Demokratis;
Adanya
kesempatan berpartisipasi dalam pengembalian keputusan.Melibatkan tenaga kerja
dalam pengembalian suatu keputusan berarti menganggap bahwa tenaga kerja
merupakan suatu hal yang penting.Hal inilah yang membuat quality of worklife tercipta denagn baik.Karena ada keterlibatan
antara berbagai pihak.
4.4
UPAYA MENINGKATKAN QUALITY OF WORK LIFE (QWL)
Langkah yang dapat digunakan untuk
meningkatkan Quality of Work Life
adalah dengan memperbesar Employee Involvement/keterlibatan pekerja, yaitu:
1.
Lingkaran
kualitas “Quality Circles”
Adalah
kelompok kecil yang bertemu secara teratur dengan pemimpin umum untuk mengidentifikasi
dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan. Keunikan dari quality circles ini adalah
keanggotaannya bersifat sukarela, baik untuk mengisi posisi anggota maupun
sebagai pimpinannya.
2.
Variasi
Team-Building
Quality
circles merupakan bentuk khusus dari team-building.Perbedaan
utama antara keduanya adalah bahwa pada team-building,
biasanya terdiri ata beberapa orang dari departemen yang berbeda. Sebagai
tambahan, tim tersebu hanya dibentuk untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan
kemudian dibubarkan jika masalah telah teratasi.
3.
Sistem
Sosioteknikal
Merupakan
intervensi terhadap situasi kerja, terutama dari segi pekerjaan, kelompok
kerjanya, dan hubunganna antara oekerja dan teknologi yang mereka gunakan untuk
melakukan pekerjaannya.
4.
Job
Enrichment
Adalah
upaya untuk memperkaya isi suatu pekerjaan atau jabatan dengan tujuan memuaskan
higher-order needs pada karyawannya.
5.
Job
Enlargement
Adalah
upaya untuk memperluas atau memperbesar variasi tugas dari suatu pekerjaan atau
job tertentu dengan tujuan agar tidak monoton.
6.
Kodeterminasi
Kodeterminasi
ini merupakan sistem dimana wakil-wakil pekerja diberi kesempatan untuk
mendiskusikan dan memilih keputusan-keputusan yang mempengaruhi nasib para
pekerja.Untuk para ahli personalia internasional kodeterminasi adalah sebuah
pertimbangan dalam desain pekerjaan secara keseluruhan.
7.
Kelompok
Kerja Mandiri
Kelompok
kerja mandiri merupakan tim yang terdiri atas pekerja tanpa seorang pemimpin
formal perusahaan, dimana mereka sendiri yang memutuskan banyak hal (pada
manajemen tradisional, hal itu diputuska oleh supervisor) sebagai contoh,
kelompok ini menetapkan sendiri distribusi tugas, hari libur organisasi, serta
seleksi dan training atas rekan-rekan barunya organisasi.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kualitas kehidupan
kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan
kerjanya.Dengan demikian peran penting dari kualitas kerja adalah mengubah
iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusia membawa kepada kualitas
kehidupan kerja yang lebih baik.Ada dua pandangan mengenai maksud dari kualitas
kehidupan kerja.Pandangan pertama mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja
adalah sejumlah keadaan dan praktek dari tujuan organisai. Contohnya: perkayaan
kerja, penyeliaan yang demokratis, keterlibatan pekerja dan kondisi kerja yang
aman. Sementara yang lainnya menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah
persepsi-persepsi karyawan bahwa mereka ingin merasa aman, secara relatif
merasa puas dan mendapat kesempatan mampu tumbuh dan berkembang selayaknya
manusia.
5.2
Saran
Setiap organisasi
hendaknya mampu menciptakan kualitas kehidupan kerja yang baik demi mencapai
tujuan yang diinginkan.
SUMBER:
MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA “Dari Konsep Sistematis, Tematis, Kontekstual Menuju
Praktik Sumber Daya Manusia Berbasis Manusia Bersumber Daya Progresif-Insani”